Welcome text

Jumat, 03 Mei 2013

Apakah Anda Tahu Kualitas Pendidikan Tertbaik di Dunia? Paling Potensial





 Sebenarnya apakah  Anda tahu  negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di dunia?Jika  kalau Anda tidak tahu tidak mengapa,  karena memang banyak orang tidak tahu bahwa peringkat pertama untuk kualitas pendidikan adalah Negara Finlandia. Kualitas pendidikan di negrara dengan Ibu Kota Negara Helsinki, dimana perjanjian damai antara RI dengan GAM dirundingkan ini memang begitu luar biasa sehingga membuat iri semua guru di seluruh dunia termasuk guru di indonesia.
            Peringkat pertama dunia ini diperoleh Finlandia berdasrkan hasil survei atau tes Internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (The Programme for International Student Assessment)  yang mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tetapi juga menunjukkan keunggulan dalam pendidikan anak-anak lemah mental. Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas.
            Lantas apa kunci keberhasilan Finlandia hingga menjadi Top No.1 di dunia? Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa, tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya. Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau membombardir  siswanya dengan dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justeru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam per minggu. Bandingkan dengan Korea, rangking ke-2 setelah Finlandia yang siswanya menghabiskan 50 jam per minggu.
            Lalu apa kunci keberhasilan Finlandia? Ternyata kuncinya memang terletak pada kualitas gurunya. Guru-guru di Finlandia boleh dikatakan adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik kebanykan akan mendaftar untuk dapat masuk di lembaga-lembaga pendidikan keguruan, hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima, lebih ketat persaingannya ketimbang masuk Fakultas bergengsi lainnyaseperti Fakultas Kedokteran, Teknik, Ekonomi, dan Hukum.
            Bandingkan dengan negara kita Indonesia tercinta yang guru-gurunya dipasok oleh siswa dengan kualitas seadanya dan dididik oleh perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula. Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan dan pelatihan gruru yang berkualitas tinggi tidak salah jika kemudian mereka dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula.
            Dengan kompetensi tersebut mereka bebas dengan menggunakan strategi dan metode mengajar apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks/sumber belajar yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian atau evaluasi bagi siswa merupakan bahagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justeru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak ujian dan testing membuat guru cenderung mengajar siswanya untuk lolos dalam ujian, unkap guru-guru di Finlandia. Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian. Pada usia 18 tahun siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan 2/3 lulusan, melanjutkan ke peguruan tinggi.
            Siswa di ajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK guru-guru sudah membantu siswa untuk belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata “Sundstrom” kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Dan kalau mereka bertanggung jawab akan bekerja lebih bebas. Guru tidak harus selalu mengontrol mereka.
            Siswa di dorong untuk bekerja secara mandiri dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa akan belajar lebih bannyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa tidak belajar apa-apa kalau siswa tinggal menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Di sini (Finlandia) guru tidak mengajar dengan metode ceramah kata Tuomas Siltala, salah seorang siswa sekolah menengah. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan, sambungNya.
            Menurut pantauan PISA di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Di Finlandia, remidial tidak dianggap sebagai tanda kegagalan tetapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan perilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai. Umpanya : Pertama, masuk kelas, kemudian datang tepat waktu, berikutnya bawa buku, dan lain sebagainya. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang paling penting mereka berusaha untuk menjawabnya.
            Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika guru mengatakan “kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu dan frustasi. Jika mereka malu atau frustasi, maka akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta mebandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistim rangking-rangkingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing.
            Sistem rangking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi, dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, kata seorang guru, maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya. Ini benar-benar ucapan seorang guru yang sangat bertanggung jawab. Inilah ulasan sekilas tentang kemajuan pendidikan di Finlandia, bagaimanakah dengan negara kita tercinta Indonesia. Apa upaya yang harus kita tempuh untuk memajukan pendidikan di Indonesia agar dapat menduduki paling tidak dalam 10 besar di Dunia.

 
Oleh : Dr. Muhibbuddin, M.S. 

Silahkan Kunjungi :


0 komentar:

Posting Komentar